Mengelola Dana THR (Tunjangan Hari Raya)

Photo Credit by Tiltti under Creative Commons License

Memasuki bulan puasa, para karyawan pun bersiap-siap menerima THR dari tempat bekerja. Ada yang mendapatkan satu bulan gaji, ada pula yang lebih atau kurang. Berapapun jumlahnya, yang pasti wajib disyukuri karena masih banyak orang yang tidak mendapatkannya.

Berhubung sudah lama saya tidak menulis tentang perencanaan keuangan, maka tulisan berikut akan membahas tema tersebut dengan fokus pada pengelolaan dana THR. Banyak orang yang gembira mendapatkan THR namun kemudian bingung mengapa uang tersebut cepat sekali habis.

Berikut beberapa tips untuk mengelola THR Anda dengan baik:

  • Hitung dan keluarkan zakat
    Jangan lupa THR merupakan tambahan penghasilan tahunan Anda. Jika sudah sampai nisabnya, hitung dan keluarkanlah zakatnya. Jika Anda terbiasa mengeluarkan zakat per bulan, maka zakat bulan ini harusnya lebih besar karena ada tambahan THR. Jika Anda mengeluarkan zakat secara tahunan, jangan lupa menghitung dana THR ini dan segala tambahan penghasilan lainnya untuk perhitungan zakat.
  • Lunasi hutang
    Ini merupakan bagian penting. Kewajiban seorang yang berhutang adalah segera melunasinya ketika ia mampu. Dengan adanya tambahan penghasilan dari THR, maka keuangan Anda akan sedikit lebih longgar. Manfaatkan untuk melunasi hutang-hutang jika Anda memilikinya. Ingat, jika ketika mendapat tambahan penghasilan Anda tidak bisa membayar hutang, maka akan lebih sulit untuk membayarnya hanya mengandalkan penghasilan reguler.

  • Tabung sebagian
    Karena THR merupakan tambahan penghasilan di luar pendapatan reguler Anda, maka seharusnya bisa ditabung sebagian. Jika tidak tentu Anda perlu bertanya, kemana perginya THR tersebut?
  • Buat rencana pengeluaran
    Menjelang hari Raya biasanya pengeluaran akan meningkat. Mungkin Anda perlu untuk biaya mudik, membantu sanak keluarga, membeli oleh-oleh, dan segala pengeluaran lainnya. Hitung dan rencanakan pengeluaran tersebut. Pastikan jumlahnya tidak lebih dari THR yang Anda dapatkan. Sebab jika tidak, maka Anda harus mengorbankan pos rutin yang Anda miliki. Hal ini tentu akan memberatkan kecuali jika Anda telah menabung sebelumnya untuk membiayai tambahan pengeluaran ini.
    Membuat perencanaan pengeluaran ini sangat penting agar Anda tidak terlena dan merasa THR Anda cukup. Seringkali orang tidak sadar bahwa pengeluaran pada periode tersebut melonjak sangat besar sehingga THR saja tidak cukup dan masih harus mengganggu pos-pos reguler lainnya.
  • Bedakan antara keinginan, kebutuhan, dan kemampuan
    Menjelang hari Raya, maka berbagai pos pengeluaran akan menanti. Bedakan mana diantara pos-pos tersebut yang merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi, keinginan sesaat yang bisa dikelola, dan seberapa besar kemampuan Anda untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan tadi. Jangan besar pasak dari tiang. Sadari kemampuan Anda dan aturlah pengeluaran sesuai kemampuan dan kebutuhan. Segala keinginan bisa diakomodir jika kebutuhan sudah terpenuhi.

Pada dasarnya dana THR, bonus ataupun tunjangan lain yang sifatnya tahunan dapat dikategorikan sebagai penghasilan tambahan. Dengan demikian, jika Anda telah teratur melakukan perencanaan keuangan mengandalkan penghasilan rutin, maka dana tambahan ini sangat mungkin untuk menambah tabungan.

Artinya, kebutuhan akan pengeluaran menjelang hari Raya bisa direncanakan jauh-jauh hari menggunakan penghasilan reguler Anda. Dengan demikian, ketika tiba hari mendapatkan THR, Anda bisa memanfaatkan secara utuh untuk hal-hal yang produktif tanpa harus diganggu oleh pos-pos pengeluaran hari Raya karena sudah dipersiapkan sebelumnya.

Bagaimana melakukannya akan saya ulas dalam tulisan selanjutnya.

Photo Credit by Tiltti under Creative Commons License

7 thoughts on “Mengelola Dana THR (Tunjangan Hari Raya)”

  1. Realita yang sering terjadi adalah, sebelum menunaikan kewajiban seperti membayar zakat (zakat maal) dan melunasi hutang, yang terpikir di benak orang adalah belanja, belanja, dan belanja. Kadang2 yg jadi alasan adalah: “mumpung setahun sekali”, atau karena harga barang2 kebutuhan yang melonjak naik menjelang Lebaran. Akibatnya kewajiban sering jadi prioritas nomer kesekian.

  2. THR oh THR .. wis ente tuk bayar hutang ..
    alhamdulillah .. bisa cicil hutang .. baju baru ? bukan anak kecil lagi .. jd baju baru gak wajib tuh ..

    Iklan Baris

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *