Photo Credit: Docbudie under Creative Common License
Kita telah memasuki hari-hari terakhir bulan Ramadhan. Tidak terasa, sebentar lagi Idul Fitri akan segera tiba. Semua orang bergembira menyambut datangnya Hari Raya dan kebahagiaan bersilaturahmi bersama sanak keluarga.
Ada doa yang sering kita ucapkan menjelang Idul Fitri ini yakni “Semoga kita kembali kepada fitrah.” Apakah sebenarnya fitrah itu? Apakah kembali fitrah adalah seperti bayi yang dilahirkan kembali dan suci dari dosa?
Dalam Surat Ar-Ruum (30) ayat 30 Allah berfirman:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Jika kita perhatikan ada beberapa kata-kata fitrah di sana. Pertama menyebutkan adanya fitrah Allah di mana manusia diciptakan menurut fitrah itu. Dalam bahasa yang sederhana, secara kodratnya manusia rindu kepada Tuhan, dan rindu untuk menemukan agama yang lurus. Agar bisa menemukan fitrah tadi, maka manusia perlu berjuang yang kemudian atas izin Allah akan dikenalkan kepada fitrah diri manusia tersebut.
Seseorang yang kembali kepada fitrahnya sejatinya adalah orang yang menemukan tugas hidupnya, untuk apa dia diciptakan. Itulah ketetapan Allah yang tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang, dan itulah agama yang lurus. Orang yang mengikuti fitrahnya akan berjalan dengan kehendak Allah dan melakukan apa-apa yang memang diharapkan dari dirinya, bukan melakukan hal yang lain.
Dalam ayat yang lain Surat Al-A’raf (7) ayat 172 Allah berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”
Ayat di atas mengindikasikan ada suatu masa di mana jiwa-jiwa manusia telah bersaksi di hadapan Allah. Bersaksi bahwa mereka mengakui keesaan Allah dan mengakui tugas yang akan diembannya. Namun setelah sampai di dunia, kebanyakan manusia lupa dengan perjanjian tersebut. Untuk itulah kita perlu senantiasa memperbaiki diri agar secara perlahan Allah mengenalkan kembali apa yang pernah diperjanjikan. Sungguh beruntung orang yang bisa mengenali kembali tugas dirinya dan beramal sesuai bidangnya.
Dan menjelang Idul Fitri tahun ini, marilah sama-sama kita merenungi kembali sudah sejauh mana kerinduan kepada Tuhan. Sudah sampai dimana kecintaan kita untuk berbakti dan melakukan apa-apa yang disukai oleh Allah. Sampai di mana kita berjuang untuk mulai mengidentifikasi diri dan mengenal apa-apa yang dimudahkan untuk kita.
Semoga Allah memberikan kebaikan yang banyak di akhir Ramadhan ini. Semoga kita bisa termasuk orang-orang yang akan kembali kepada fitrahnya, menuju agama yang lurus, jalan para Nabi dan orang-orang yang dicintai Allah.
Selamat Idul Fitri 1430 H, saya mohon maaf kepada seluruh pembaca atas segala kesalahan dalam ucapan, tulisan dan perbuatan.
Semoga Allah menerima amal baik kita dan mengampuni amal buruk kita.
Dan Allah lebih mengetahui.
Selamat Mudik Mas Nur. Ati-ati dan alon-alon ya. Jakarta ma Medan iku adoh dari suroboyo. Selamat Idul Fitri Taqobbalallahu minna wa minkum Sepurone Lair batin
Selamat Mudik Mas Nur. Ati-ati dan alon-alon ya. Jakarta ma Medan iku adoh dari suroboyo. Selamat Idul Fitri Taqobbalallahu minna wa minkum Sepurone Lair batin
Selamat Mudik Mas Nur. Ati-ati dan alon-alon ya. Jakarta ma Medan iku adoh dari suroboyo. Selamat Idul Fitri Taqobbalallahu minna wa minkum Sepurone Lair batin
Selamat Mudik Mas Nur. Ati-ati dan alon-alon ya. Jakarta ma Medan iku adoh dari suroboyo. Selamat Idul Fitri Taqobbalallahu minna wa minkum Sepurone Lair batin
Selamat Mudik Mas Nur. Ati-ati dan alon-alon ya. Jakarta ma Medan iku adoh dari suroboyo. Selamat Idul Fitri Taqobbalallahu minna wa minkum Sepurone Lair batin
Terima kasih Mas Dias. Mohon maaf lahir batin. Alhamdulillah sudah sampai Jkt. Tinggal menuju Medan dalam beberapa hari ke depan.