Produktivitas

Bagaimana Daya Ingat Bekerja?

Coba ambil sebuah buku yang pernah Anda baca. Tanyakan kepada diri Anda, apa yang masih Anda ingat dari buku tersebut? Berapa persen materi buku yang masih menempel di kepala Anda?

Jangan kaget jika Anda benar-benar hampir tidak ingat lagi apa saja isi buku tersebut. Kalaupun masih ada yang tertinggal, bisa jadi cuma 20%, 10% atau bahkan lebih kecil lagi. Mengapa hal itu bisa terjadi padahal Anda merasa sangat menguasai buku tersebut ketika membacanya dulu?

Cara Kerja Daya Ingat

Ketika membaca atau belajar sesuatu, maka kita sedang memasukkan informasi baru ke dalam kepala. Informasi ini masuk ke daya ingat jangka pendek. Sifat dari daya ingat seperti ini adalah cepat diingat tapi juga cepat lupa. Anda perlu melakukan sesuatu untuk menyimpannya dalam jangka panjang.

Bagaimanakah agar apa yang Anda pelajari bisa diingat bahkan sampai bertahun-tahun?

Jawaban sederhananya adalah LAKUKAN PENGULANGAN.

Lho, koq jawabannya gampang banget? Benar. Pengulangan yang dilakukan dengan tepat akan membantu Anda mengingat apa saja untuk jangka waktu yang lama. Manusia gampang lupa dan itu segera terjadi satu jam setelah Anda belajar sesuatu. Perhatikan gambar berikut:

Kurva Daya Ingat

Diagram Kurva Daya Ingat

Ini adalah diagram sederhana bagaimana daya ingat menguap seiring berjalannya waktu. Segera ketika Anda mempelajari sesuatu, biasanya daya ingat masih dalam tahap maksimalnya. Itu terjadi karena informasi masih fresh di kepala Anda.

Dalam tempo satu jam, daya ingat mulai menurun dalam jumlah yang sedikit. Selang sehari, apa yang kemarin Anda ingat 80% bisa jadi sudah berkurang menjadi 50%. Dan dalam seminggu apa yang telah Anda pelajari mungkin sudah hilang dan bersisa 20% saja.

Bagaimana Pengulangan Bekerja?

Pengulangan membantu mengurangi dampak dari hilangnya ingatan kita akan informasi baru. Anda perlu membuat beberapa pengulangan sehingga sebuah informasi akan menempel selamanya:

  • Pengulangan pertama segera setelah selesai mempelajari sesuatu akan memperkuat persentase informasi yang Anda kuasai. Ini adalah tahapan pengulangan paling penting. Jangan sia-siakan waktu yang Anda habiskan untuk belajar sesuatu dengan tidak mengulangnya segera setelah selesai. Cukup 5 menit pengulangan akan membantu informasi dapat diingat penuh sampai 24 jam berikutnya.
  • Pengulangan kedua dilakukan sehari setelah yang pertama. Pengulangan ini juga sangat penting karena informasi telah diendapkan lewat tidur malam. Ini akan membantu menguasai informasi hingga seminggu ke depan.
  • Pengulangan ketiga dilakukan seminggu setelah Anda belajar sesuatu. Ini akan memperkuat efek daya ingat sampai sebulan ke depan.
  • Pengulangan berikutnya perlu dilakukan dalam tempo sebulan dan tiga bulan. Setelah itu dilakukan, maka apa yang tadinya Anda ingat dalam jangka pendek sekarang akan masuk ke ingatan jangka panjang. Informasi yang disimpan dengan cara ini akan sulit sekali terlupakan.

Apakah pekerjaan mengulang tersebut berat? Tentu saja tidak. Bayangkan, Anda cukup menghabiskan waktu 5-10 menit saja dalam satu kali pengulangan. Dengan menginvestasikan waktu yang singkat tersebut dalam beberapa kali pengulangan, Anda akan menghemat waktu yang banyak dibandingkan Anda harus membaca ulang karena sudah lupa semuanya.

Jangan sia-siakan waktu yang Anda habiskan untuk belajar dengan tidak mengulangnya. Kebiasaan mengulang yang teratur lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Jika hal itu sudah dilakukan, maka apapun yang Anda pelajari Insya Allah dapat diingat bertahun-tahun seolah-olah Anda baru mempelajarinya kemarin sore.

Sulit untuk percaya? Mengapa Anda tidak mencobanya?

Give it a try and see the difference!

Selamat belajar dan mengingat.

Bagaimana Daya Ingat Bekerja? Read More »

Apakah Anda Memiliki Kebun Ide?

[caption id="" align="alignleft" width="307" caption="Photo Credit: Randy Son of Robert"]garden[/caption]

Secara tidak sengaja saya menemukan sebuah tulisan yang bagus dari blog Productive Flourishing. Tulisan tersebut berjudul Idea Garden.

Secara sederhana – Charlie – sang penulis menjelaskan bagaimana membuat ide Anda terpelihara dan mendapatkan perawatan yang cukup layaknya tanaman dalam sebuah kebun. Bibit-bibit ide ini dikumpulkan dengan rapi, disusun, dibersihkan, dikembangkan sehingga pada saatnya siap untuk dipanen.

Salah satu tahap yang sering dilupakan banyak orang adalah mencatat ide mereka sendiri. Akibatnya kita merasa pernah memiliki banyak ide untuk menulis sesuatu, mengerjakan sesuatu, namun seiring berjalannya waktu semua itu hilang entah kemana.

Konsep dari kebun ide ini adalah mengumpulkannya dalam satu tempat. Membiarkan terlebih dahulu ide yang belum matang sampai ide tersebut berkembang, dan memanfaatkannya ketika tiba saatnya ide tersebut akan dilaksanakan.

Saya pribadi menggunakan sebuah file Microsoft Word sederhana untuk mengumpulkan seluruh ide saya. Tiap kali saya terpikir tentang judul sebuah tulisan, kutipan ucapan seorang tokoh, lintasan pikiran yang muncul setelah membaca sesuatu, inspirasi yang tiba-tiba datang, maka saya akan menuliskannya ke dalam kebun ide tersebut. Dengan demikian relatif saya tidak pernah kekurangan ide dalam menulis. Setiap kali saatnya menulis posting baru, saya tinggal melihat ke kebun ide tadi dan menentukan ide mana yang siap untuk dipanen. Ide yang sudah dituangkan ke dalam sebuah tulisan baik draft atau sudah selesai akan diberi warna biru sedangkan ide yang menunggu saat yang tepat untuk ditulis diberi warna hitam.

ide tulisan

Tahukah Anda, ide dalam pikiran kita sedemikian banyaknya dan melompat-lompat ke sana ke mari layaknya seekor monyet yang bergelantungan. Jika Anda ingin menjadi orang yang lebih produktif dan memaksimalkan ide-ide yang Anda punya, maka mulailah menyiapkan kebun untuk ide tersebut, menyemainya dan suatu saat ia akan berbunga.

Sudahkah Anda memiliki kebun ide sendiri?

Silakan berbagi dan sampaikan pandangan Anda.

Photo Credit: Randy Son of Robert under Creative Common License

Apakah Anda Memiliki Kebun Ide? Read More »

Kenali Gaya Belajar Anda

[caption id="" align="alignleft" width="230" caption="Photo Credit: xb3"]study[/caption]

Apakah Anda senang belajar dengan membaca teks secara detil? Atau Anda lebih suka belajar dengan cara mendengarkan penjelasan orang lain? Atau mungkin Anda jauh lebih mudah belajar dengan cara mempraktekkannya secara langsung?

Setiap orang memiliki kecenderungan gaya belajar masing-masing. Ada yang suka belajar dengan membaca secara lengkap sebuah penjelasan. Buat orang seperti ini, buku manual adalah dokumen belajar yang sangat penting. Gambar dan diagram adalah bentuk penjelasan yang sangat menyenangkan buat orang tersebut. Dalam gaya belajar, ini dikenal dengan nama visual.

Sementara ada orang lain yang lebih suka mendengarkan. Telinganya sangat awas jika mendengarkan kata demi kata. Orang seperti ini mampu mendengarkan penjelasan dengan sangat baik sehingga dia bisa menciptakan pengertian dalam benaknya. Namun sifat awas tersebut hilang jika kata-kata tersebut harus dibaca, bukan didengarkan. Tipe orang seperti ini dikenal dengan nama auditori.

Terakhir adalah orang yang suka mempraktekkan secara langsung. Baginya penjelasan lewat teks atau dijelaskan lewat suara bukanlah cara belajar yang praktis. Jauh lebih gampang dan cepat mempraktekkan langsung apa-apa yang harus dia pelajari. Tipe ini adalah kinestetik.

Apapun gaya belajar Anda, penting untuk mengetahui kecenderungan yang kita miliki. Dengan mengetahui kecenderungan gaya belajar, kita menjadi tau cara belajar paling efektif buat kita. Waktu yang dibutuhkan untuk menguasai materi belajar menjadi jauh lebih pendek dengan penguasaan yang jauh lebih baik. Sungguh bermanfaat bukan?

Jadi, sudahkah Anda mengenali tipe belajar seperti apa yang Anda miliki?

Photo Credit: xb3 under Creative Common License

Kenali Gaya Belajar Anda Read More »

Memanfaatkan Momentum

Masih ingatkah Anda ketika belajar Fisika dulu?

Sebuah benda yang diam, akan cenderung terus diam kecuali ada yang menggerakkannya. Sedangkan sebuah benda yang bergerak akan cenderung terus bergerak kecuali ada yang menghentikannya.

Jika sebuah mobil dihidupkan dan pedal gas ditekan dengan tiba-tiba, maka tubuh penumpang akan terdorong ke belakang karena tadinya dia diam dan ingin terus diam. Sebaliknya ketika mobil sudah berjalan kemudian direm mendadak, maka tubuh penumpangnya akan terdorong ke depan karena punya kecenderungan terus bergerak ke depan.

Jika Anda masih ingat pelajaran Fisika di sekolah menengah dulu, ini disebut hukum kelembaman.

Lantas apa hubungannya hukum tersebut dengan keseharian?

Dalam kehidupan kita sering mengalami jatuh bangun. Ada kalanya kita semangat mengerjakan sesuatu, dan ada kalanya kita merasakan malas yang teramat sangat. Ada suatu masa di maka kita menjadi seorang yang taat dan ada masa yang lain ketika kecenderungan bermaksiat menjadi sedemikian kuat.

Memanfaatkan Momentum Read More »