photo credit: limbte
Tulisan berikut akan membahas bagaimana proses membaca sebuah buku berstruktur secara cerdas.
Bayangkan Anda akan membaca sebuah buku dengan topik pengembangan diri sebanyak 300 halaman.
Apakah Anda akan langsung melakukan pembacaan secara keseluruhan?
Jawabannya tidak. Mungkin Anda bisa langsung membaca buku tersebut dari halaman pertama sampai terakhir, tapi kalau dilakukan tanpa persiapan, besar kemungkinan pemahaman akan bahan bacaan tidak akan baik.
Banyak ahli di bidang pendidikan dan baca cepat mengajarkan metode membaca yang meliputi tahapan berikut:
- Survey
- Question
- Read
- Recite
- Review
Teknik ini dikenal dengan nama SQ3R. Ada pula teknik yang mirip dengan nama sedikit berbeda seperti PQRST (Preview – Question – Read – Summarize – Test) atau dalam buku The Evelyn Wood Seven-Day Speed Reading and Learning Program, Stanley D Frank menjelaskan teknik yang disebut Pembacaan Berlapis (Layered Reading) dengan tahapan: Overview – Preview – Reading – Postview – Review).
Inti dari kesemua cara tersebut kurang lebih sama yakni:
- Adanya proses persiapan sebelum pembacaan secara penuh dilakukan
- Adanya proses pengulangan atau review untuk memastikan pemahaman akan bahan bacaan
Untuk kemudahan, saya akan menggunakan pendekatan SQ3R sebagai berikut:
1. Survey
Yakni proses persiapan membaca dengan cara melihat secara sekilas isi buku mulai dari judul utama, sub judul, cover buku bagian belakang yang menjelaskan secara ringkas topik yang dibahas, kata pengantar dari penulis, maupun daftar isi.
Proses selanjutnya dari tahapan Survey adalah dengan membuka secara cepat halaman demi halaman dan memperhatikan bagian judul bab, sub judul bab, kata-kata khusus yang bercetak tebal atau miring, tabel, gambar sambil mencoba mendapatkan ide besar dari buku tersebut.
Survey yang sukses akan menghasilkan gambaran umum tentang isi buku sekaligus menciptakan minat yang kuat untuk memahaminya. Ini merupakan modal penting untuk membantu proses membaca cepat isi buku secara keseluruhan disamping memastikan tingkat pemahaman yang tinggi akan isi buku.
2. Question
Tahap ini dilakukan bersamaan dengan proses survey terutama ketika Anda mempelajari daftar isi serta mulai membaca sekilas halaman demi halaman secara cepat.
Sambil Anda membaca judul bab, sub judul bab, kata-kata khusus bercetak tebal atau miring, tabel dan gambar maka pada saat yang sama Anda melakukan proses bertanya kepada diri sendiri. Di sini Anda melakukan proses aktif dengan melakukan analisa, sintesa maupun argumentasi terhadap pokok pikiran yang disampaikan penulis buku. Anda bisa menciptakan berbagai pertanyaan seperti:
- Menurut saya bab ini harusnya menjelaskan terlebih dahulu tentang apa itu “Pengembangan Pribadi”
- Menurut saya pengembangan pribadi tidak hanya bersifat skill semata, melainkan pula pengembangan spiritual. Akan tetapi penulis buku ini sepertinya lebih fokus pada pengembangan pribadi yang bersifat skill.
- Saya percaya bahwa pengembangan pribadi akan membantu orang untuk sukses. Namun saya juga meyakini ada faktor-faktor lain yang menyertainya, termasuk Tangan Tuhan di dalamnya.
- Dan seterusnya
Perhatikan dari pertanyaan-pertanyaan di atas, seorang pembaca telah melakukan proses dialog aktif bahkan sebelum pembacaan secara penuh dilakukan. Dengan demikian, secara mental pembaca tersebut sudah siap untuk terjun ke dalam isi bacaan termasuk untuk menguji pembahasan yang diajukan penulis buku dengan apa-apa yang telah dipelajari dan dipahami sebelumnya oleh pembaca tersebut.
Proses inilah yang nantinya akan membantu terjadinya membaca secara aktif. Lewat cara ini, pembaca tidak sekedar “menurut” dengan apa yang disampaikan penulis melainkan turut melakukan analisa, sintesa maupun argumentasi terhadap isi buku.
3. Read
Setelah dua tahap di atas dilakukan, maka mulailah proses membaca secara keseluruhan dilakukan. Dengan adanya persiapan sebelum membaca, maka proses baca keseluruhan isi dapat dilakukan dengan kecepatan tinggi. Hal ini dibantu karena pembaca tersebut telah mengenali ide pokok yang disampaikan penulis, memahami strukturnya, maupun terminologi yang banyak dipakai.
Proses pembacaan keseluruhan ini dapat dilakukan dengan break di tiap akhir bab untuk kemudian melakukan review atau dengan cara menyelesaikan dulu secara total.
4. Recite
Proses resitasi atau melakukan refleksi atas bahan bacaan dapat Anda lakukan segera setelah mengakhiri satu bab. Langkah ini dilakukan untuk menguji pemahaman atas apa yang telah dibaca. Proses ini dilakukan dengan menceritakan ulang pokok pikiran yang dibahas dalam buku tersebut dengan gaya bahasa Anda sendiri.
Jika hal tersebut dapat dilakukan menunjukkan bahwa Anda memahami isi buku tersebut. Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka pemahaman Anda sebenarnya masih diragukan.
Proses resitasi ini sangat bermanfaat terutama ketika membaca buku-buku teks perkuliahan yang wajib dikuasai. Proses ini tidak berusaha menghafal apa-apa yang Anda baca melainkan berusaha memahami dengan bahasa sendiri apa-apa yang telah dibaca.
5. Review
Ketika kita menyerap informasi, maka apa-apa yang dibaca akan masuk ke dalam memori jangka pendek. Proses review dilakukan setelah proses membaca selesai agar apa-apa yang dibaca tidak hanya masuk dalam memori jangka pendek melainkan masuk ke memori jangka panjang. Dengan demikian, kapanpun Anda perlu mengingat kembali materi bacaan tersebut, tinggal melakukan proses pemanggilan dari memori jangka panjang.
Proses review awal dilakukan segera setelah mengakhiri bahan bacaan. Hal ini dilakukan mirip dengan proses “Survey” di mana Anda membolak-balik halaman secara cepat sambil melakukan review singkat untuk memastikan apa-apa yang dibaca telah terpahami.
Proses review ini cukup menghabiskan waktu 5 menit saja dan akan bermanfaat sekali dalam jangka panjang terutama terkait pemahaman dan ingatan akan bahan bacaan.
Jika Anda mengabaikan proses review ini, mungkin Anda masih dapat mengingat dengan baik isi bahan bacaan. Akan tetapi, dalam 24 jam pemahaman tersebut akan turun cukup banyak dan terjadi penurunan drastis setelah seminggu.
Buat Anda yang masih berkuliah atau menjalani pendidikan, proses review yang sama perlu dilakukan segera setelah Anda menjalani proses perkuliahan untuk satu topik. Dengan demikian Anda akan menghemat waktu dalam menguasainya dibandingkan dengan berusaha membaca kembali setelah 1 bulan atau menjelang ujian.
Setelah proses review pertama dilakukan, proses review berikutnya dapat dilakukan setelah seminggu dan sebulan. Dengan cara ini, apa-apa yang Anda baca akan masuk ke memori jangka panjang dan akan terus diingat dan dipahami bertahun-tahun.
Selamat membaca cepat dan cerdas.
terima kasih pak Noer,sungguh artikel yang sangat bermanfaattermasuk beberapa artikel terkait yang ada,semoga menjadi ladang amal jariyah, amien
tfs pak, boleh saya copas utk diprint dan dibaca dikereta?:)
Silakan Bu Cici. You are most welcome. Seluruh informasi ini memang untuk dishare buat siapa saja yang berminat. Insya Allah dalam waktu dekat akan saya terbitkan e-book nya agar bisa belajar lebih terstruktur.
sangat bermanfaat sekali…! Bapak Noer, dari blog-blog bapak yg sangat bermanfaat untuk umat, keliatannya harus segera nulis buku deh…? hehe
Ada kisah nyata dari seorang saudagar sapi yang hanya lulusan SMA. Dari hari-hari yang dilaluinya antara NTB-Jakarta, dia membeli koran Kompas hanya sekali dalam 1-2 minggu.Dia bukannya tidak sanggup membeli koran setiap hari, tetapi baginya tulisan di koran Kompas sudah cukup sulit untuk dipahami. Dia bahkan perlu kamus besar bahasa Indonesia untuk membaca sebuah tulisan di koran tersebut.Ini berlaku merata bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang 80% hanya tamatan SMP. Mendengar berita di TV saja mereka tidak mengerti, apalagi harus membaca. It's real story, dan saya menjumpai sebagian besar masyarakat Indonesia seperti itu.'Ala kulli hal, bagi saya, pengalaman adalah segalanya. Kebiasaan membaca sejak kecil adalah kunci dari membaca cepat. Sekali pun seseorang memiliki pendidikan tinggi, tetapi kalau tidak terbiasa membaca, tidak akan pernah bisa membaca (mengerti) cepat.
Masalahnya apa yang akan dibaca? Buku adalah barang mahal bagi kebanyakan orang; koran pun belum tentu bisa dibeli. Sementara itu perpustakan, selain jumlahnya terlalu sedikit dari prosentase penduduk, juga kekurangan buku-buku bagus.
@ Gagus, insya Allah akan segera terbit Gagus. Sekalian saya mau belajar launching lewat teknologi digital.@ Zaenal, terima kasih atas komentarnya Kang Zae. Benar sekali bahwa ada gap dalam kemampuan membaca masyarakat kita. Salah satu persoalannya mungkin minat baca itu sendiri. Saya yakin dan percaya, meskipun buku-buku relatif mahal, jika semangat menggebu tentu bisa tetap bisa belajar apakah lewat perpustakaan atau baca di tempat di toko buku seperti yang sering saya lakukan :)Apa yang saya tulis ingin mengajak siapapun yang senang membaca untuk menggunakan strategi dalam proses membacanya agar lebih cepat dan lebih terpahami. Insya Allah akan saya tuliskan lengkap dalam e-book 90 halaman. Tunggu tanggal mainnya ya… 🙂
tanya…adakah kelemahan atau kekurangan dari membaca cepat yang dijelaskan kekuatan dan kelebihannya tersebut di atas?adakah keunggulan membaca lambat dari membaca cepat?
@ Abu Suci Hanafijawab…ada, pada tahap awal pemahaman akan drop, karena proses pembiasaan mata dan pikiran. Selanjutnya kalau sudah sinkron malah ok banget.kedua, kurang cocok untuk baca puisi. Karena secara alami orang membaca dengan menyuarakan kembali teks yang dibaca. ketika baca puisi terkadang dibutuhkan rima dan sejenisnya. sementara baca cepat berusaha menghilangkan sebanyak-banyaknya proses penyuaraan tersebut agar sebanyak mungkin kata diproses oleh otak tanpa terhambat kecepatan berbicara.Selain dua itu menurut saya tidak ada, kecuali jika merasa tidak nyaman dengan proses membaca yang terlalu cepat karena buku yang dibeli jadi cepat habis 🙂
Betul… untuk karya sastra , dengan teknik membaca cepat , kita hanya mendapatkan alur cerita saja , sedangkan keindahan bahasanya kurang bisa dinikmati…
assalamualaikum wbt..salam uhkuwah dari malaysia.saya minta pandangan saudara tentang kekuatan dan kelemahan SQ3R.syukran jazilan
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Salam ukhuwah juga dari Indonesia.
Kekuatan SQ3R terletak pada tahapannya itu sendiri. Dengan melakukan SQ3R kita akan membaca dengan terstruktur sehingga memungkinkan pemahaman yang menyeluruh terhadap isi bacaan. SQ3R saya rekomendasikan terutama jika membaca teks-teks yang perlu dipahami dengan baik seperti materi perkuliahan atau dokumen-dokumen ilmiah.
Kelemahannya adalah lebih memakan waktu di awal karena ada proses Survey dan Question setidaknya 10 menit pertama. Walaupun demikian investasi waktu di awal ini akan memberi manfaat besar setelah selesai membaca.
Metude SQ3R ne akan menjadi judul penelitian saya, tetapi dalam Bahasa Jerman..
saya yakin bahwa metode ini juga jitu dalam pembelajaran Bahasa Jerman.
Makasi pak atas infonya. Berhubung dalam waktu dekat, saya akan memberikan materi tentang cara membaca buku yang efektif dan efesien kepada teman-teman saya dalam kelompok belajar “Biologi Club Jurusan Pendidikan Biologi IAIN Ambon.
Apakah metode SQ3R itu merupakan metode membaca yang paling baik dibanding metode metode lainnya. kalau ia sipakah penulis yang mengatakan itu? tolong informasinya. dan mengapa dianggap lebih baik. Terimakasih.