Setelah beberapa kali gagal hadir ke studio, akhirnya saya berkesempatan untuk datang memenuhi panggilan radio Suara Surabaya untuk rekaman pada acara Titik Nol pada tanggal 18 Mei 2009 lalu. Jika Anda pendengar setia FM 100 Suara Surabaya, tentu tidak asing lagi dengan program ini. Ya, titik nol adalah sebuah segmen singkat berdurasi kurang lebih 5 menit yang berusaha menggali dan mengambil sisi kebijaksanaan dari sudut pandang seseorang.
Terus terang awalnya saya sempat kaget ketika ditawari untuk mengisi program tersebut. Apa tidak salah pilih? Sementara pengisi program tersebut diantaranya orang-orang yang cukup mumpuni di bidangnya seperti Hermawan Kertajaya, pakar marketing Indonesia, Alim Markus selaku pimpinan Grup Maspion, atau Tung Desem Waringin yang terkenal dengan salam dahsyat motivasinya dan berbagai pembicara lain.
Setelah diyakinkan akhirnya saya pun bersedia dan mempersiapkan diri. Awalnya saya bingung akan berbicara apa. Terus terang ini adalah pengalaman pertama merekam suara sendiri di studio. Dan memang berada di studio rekaman tidak sama dengan ketika saya harus berbicara atau memberikan presentasi di depan umum. Setelah tes suara beberapa kali, tibalah saat perekaman.
Ada 4 sesi yang direkam dan semuanya merupakan bagian dari proses perenungan yang saya tuangkan dalam blog ini.
Sesi pertama berjudul “Cintai Apa yang Engkau Kerjakan dan Kerjakan Apa yang Engkau Cintai” berusaha mengajak para pendengar untuk berusaha menemukan cinta dalam pekerjaan sambil terus mengasah bidang apa yang sebenarnya dicintai. Dengan demikian nantinya setiap tindakan dan pekerjaan akan menjadi sebuah persembahan kepada Sang Pencipta.
Sesi kedua mengambil tema “Talenta Saja Tidak Cukup.” Setiap orang tentunya dilahirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Seseorang yang diberi kelebihan berupa talenta di sebuah bidang harus melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan agar talenta tersebut terus terasah dan berkembang. Tanpa sikap dan tindakan nyata, sebuah talenta yang seharusnya bersinar dan menjadi kekuatan bisa redup dan tidak kelihatan.
Sesi ketiga berjudul “Bereskan Hubunganmu dengan Allah, dan Biarkan Dia Membereskan Urusan Duniamu.” Ini merupakan suatu renungan untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah karena Dia Maha Pengatur segala urusan kita. Jika ada urusan kita yang tidak beres, jangan-jangan rusaknya hubungan dengan Allah adalah penyebabnya. Semoga dengan memperbaiki hubungan dengan Allah membantu kita untuk menjalani segala urusan dunia kita dengan lebih baik dan terbimbing.
Pada sesi keempat saya mempersiapkan judul “Mencintai dan Membenci Sekedarnya Saja.” Namun karena memiliki kemiripan dengan sesi pertama, produser menyarankan untuk judul lain. Akhirnya, saya menyampaikan secara impromptu tanpa transkrip mengambil judul “Setiap Kelebihan Harus Dialirkan.” Pada bagian ini saya ingin mengajak pendengar untuk mengidentifikasi setiap kelebihan yang diberikan Allah agar bisa dibagi kepada orang yang membutuhkan. Pada prinsipnya air yang mengalir akan senantiasa jernih sedangkan air yang tersumbat akan keruh karena menjadi tempat berkumpulnya penyakit. Mengalirkan kelebihan yang dimiliki baik berupa waktu, tenaga, fikiran maupun ilmu akan membuat apa-apa yang dimiliki menjadi berkah sekaligus menunaikan kewajiban memberikan kelebihannya kepada orang yang membutuhkan.
Jadi, jika Anda pendengar radio yang setia dan berada di Surabaya atau sekitarnya, jangan lupa stay tune di FM 100 radio Suara Surabaya. Siapa tau bisa mendengarkan program Titik Nol bersama saya. Atau bisa juga mendengarkan dari layanan radio on demand di suarasurabaya.net. Semoga memberi inspirasi bagi kita semua.
Dan inilah penutup dari setiap segmen yang saya rekam:
Saya Muhammad Noer, Human Resources Manager, PT. Unilever Indonesia, Tbk untuk Titik Nol, Suara Surabaya.
Sungguh Khalifah yang insya Allah di ridhoi dalam tiap langkah dan kata.
Terima kasih atas doanya Firman. Semoga kita senantiasa mendapat bimbingan dalam menjalani kehidupan.
Bismillah……
Semoga….pesan singkat…ini…bermanfaat….amien…