Menulis itu mudah. Karena itu jangan dibuat susah. Lantas, mengapa banyak orang kesulitan merangkai kata menjadi tulisan bermutu? Inilah yang dibahas dalam buku panduan menulis karya Anwar Holid, seorang penyunting, penulis, publisis sekaligus blogger. Resepnya simpel, just Keep Your Hand Moving.
Sejak beberapa bulan lalu saya sudah berniat membaca buku ini. Saya perlu memoles keterampilan menulis. Terutama bagaimana membuat tulisan terasa renyah, menghibur, sekaligus memberi makna bagi pembaca. Akhirnya niat itu kesampaian setelah berkunjung ke toko buku Toga Mas Surabaya dan membacanya di Minggu sore yang tenang. Saya ingin berbagi pelajaran yang saya dapatkan dari buku tersebut.
Apa yang dibahas buku ini?
Buku Keep Your Hand Moving terbitan Gramedia ini memberikan Anda panduan menulis, mengedit dan memolesnya. Buku ini lahir dari keinginan berbagi ilmu kepenulisan. Lewat serangkaian workshop yang pernah dilakukan sebelumnya, penulis merangkum dan meraciknya ke dalam buku setebal 160 halaman. Anda akan belajar bagaimana menuangkan ide menjadi tulisan, mengeditnya agar lebih baik, dan memolesnya sehingga nikmat dibaca.
Buku ini sangat berguna bagi penulis pemula terutama jika Anda belum memahami kaidah menulis yang baik. Buat Anda yang sudah berpengalaman akan terbantu bagaimana melakukan editing, revisi dan memoles tulisan. Sebagai seorang penulis, Anda diajak belajar memahami jalan pikiran seorang editor buku. Dengan demikian, Anda bisa bersahabat dengan masukan-masukan editor sekaligus menjadikan buku yang susah payah Anda tuliskan menjadi mantap dibaca.
Lantas, apa saja yang saya pelajari dari buku ini?
Berikut catatan ringkas buat Anda:
1. Biasakan menulis
Ini akan melemaskan saraf menulis Anda. Jangan takut tulisan Anda jelek. Anda bisa mengeditnya nanti. Ikuti saran Natalie Goldberg, pelopor Creative Writing, biarkan tangan Anda menulis. Jangan terlalu banyak dipikir atau dikritisi. Jangan biarkan ide Anda mati sebelum berkembang.
Â
2. Sediakan waktu
Banyak orang bercita-cita ingin menulis, tapi tidak berusaha menyediakan waktu untuk itu. Pilih waktu yang paling nyaman buat Anda lalu menulislah. Ciptakan waktu terbaik apakah pagi hari, tengah malam atau bisa juga di siang bolong.
3. Banyak membaca dan belajar
Membaca merupakan langkah awal sebelum menulis. Sebagian pembaca menulis dan semua penulis pasti membaca. Bacalah buku-buku yang menarik perhatian Anda. Sesekali baca buku dari subjek yang berbeda untuk memperkaya wawasan. Membaca membantu Anda mengembangkan ide dan memperkuat imajinasi. Anda juga bisa meniru penulis favorit yang Anda sukai sekaligus mencontoh gaya mereka. Perlahan tapi pasti Anda akan punya gaya sendiri yang unik.
4. Kuasai kaidah dasar penulisan
Sebagai penulis, tentu Anda bebas menuliskan apa saja. Namun jika Anda ingin menjadi penulis berkualitas, kuasai dasar-dasar penting penulisan. Beberapa diantaranya: gunakan ejaan yang baik (EYD), pastikan koherensi antar kalimat, ciptakan kesatuan ide, dan buat tulisan mudah dicerna pembaca.
5. Buat tulisan bernyawa
Tulisan hebat memiliki nyawa. Tulisan tersebut seolah-olah hidup. Bisa dibayangkan sekaligus dirasakan. Salah satu caranya, miliki hasrat yang kuat ketika menulis. Manfaatkan ciri khas dan keahlian Anda yang tidak dimiliki orang lain. Pilih kata yang kuat, jelas, dan menarik. Gunakan kamus atau tesaurus untuk menuturkan hal yang sama dengan cara berbeda. Masih bingung bagaimana cara membuat tulisan bernyawa? Baca kembali buku favorit Anda dan rasakan apa yang menjadi ciri khas dan daya tarik buku tersebut.
6. Edit tulisan
Banyak penulis jarang mengedit kembali apa yang sudah ditulisnya. Sedikit buka rahasia, sebenarnya saya sering melakukan hal tersebut di blog ini. Soalnya, saya punya target selesai dalam 30 menit atau maksimal 1 jam saja. Ketika mengedit tanyakan pada diri Anda, apakah tulisan tersebut sudah jelas, fokus, dan mudah dimengerti? Apakah paragraf pembuka sudah menarik dan merangsang pembaca untuk menuntaskan keseluruhan tulisan? Apakah ada kata-kata yang salah ketik, kalimat yang terlalu panjang, ide yang tidak koheren satu sama lain? Praktek mengedit yang biasa saya lakukan adalah membiarkan tulisan sekitar seminggu lalu memeriksanya kembali. Ini membantu saya membuat jarak objektif terhadap tulisan sendiri sekaligus menemukan bagian-bagian yang bisa dipercantik. Maklum, banyak penulis suka narsis dan merasa draft pertama sudah hebat.
7. Jika perlu, lakukan revisi
Setelah tulisan selesai dan Anda merasa ada kesalahan fundamental di sana, jangan takut melakukan revisi. Susun ulang kerangka tulisan. Perjelas ide utama dan pesan yang ingin disampaikan. Tidak ada yang salah merevisi tulisan sendiri jika memang itu pilihan terbaik.
8. Terbuka terhadap kritik
Penulis yang baik bersikap terbuka terhadap kritik. Mereka bahkan memintanya. Setelah Anda selesai menulis dan merasa tulisan itu terbaik sedunia, mintalah pendapat orang lain. Tanyakan istri, suami, teman atau pacar Anda. Tanyakan kepada mereka, apa yang perlu saya perbaiki dari tulisan ini? Tegarkan diri Anda untuk menerima kritik paling tajam sekalipun. Berprasangka baik terhadap masukan orang lain dan manfaatkan untuk memoles tulisan Anda.
9. Menulislah
Salah satu nasihat bijak dalam menulis yang selalu saya camkan adalah, just keep writing, menulislah. Semua penulis besar awalnya penulis kecil dan amatiran seperti Anda. Yang berbeda hanya satu: mereka terus menulis dan menulis. Untuk memaksa menulis, saya belajar mengatasi mood. Jadi tidak peduli apakah sekarang lagi panas terik atau hujan lebat. Juga tidak masalah apakah Anda menulis di ruang kerja yang nyaman, duduk di kafe, atau trotoar pinggir jalan. No excuse.
Itulah beberapa pelajaran berharga dari buku ini.
Silakan beli, baca, kritisi, dan yang paling penting praktekkan. Just keep your hand moving.
suwun mas noer….
benar bermafaat untuk saya artikelnya…
semoga Alloh Swt ridhoi dan berikan pahala sbg ganti dan balasan untuk mas noer..amin
Banyak buku yang membahas tentang teori menulis atau membaca. namun teori itu semua tidak berguna sama sekali ketika seseorang seorang berhadapan dengan praktek sesungguhnya. karena ketika praktek kondisi psikologis sangat mempengaruhi seseorang untuk mencapai tujuan. Banyak orang ingin menulis hebat,menarik,dan enak dibaca seperti buya hamka atau yg lainnya. atau seperti pembaca cepat kelas dunia. Namun tidak pernah terbayang bagaimana sakitnya menjalani proses untuk menjadi yang paling hebat.
seperti teori membaca cepat, dari judul buku membuat orang ngga bisa tidur seakan akan dalam waktu cepat saya akan bisa melahap puluhan buku dalam sebulan.namun ketika mendalami dan praktek ternyata untuk menjadi muhammad noor,Bung Karno tidak bisa secepat yang dibayangkan.
Hidup adalah perjuangan. tidak ada yang bisa diperoleh gratis.
Sehingga ketika ingin menjadi yang terbaik harus banyak buku yang dipelajari dan dari segi banyak tinjauan. sehingga membuat kita tidak putus asa dalam menjalani tujuan kita.
Saya setuju dengan pernyataan “hidup adalah perjuangan”. Kita akan mendapatkan apa yang memang sungguh-sungguh kita perjuangkan. Dan segala kesulitan akan terasa manis di akhirnya.
Salam..
tulisan mempunyai jiwa, tulisan mempunyai arah, tulisan membawa makna tidak hanya bagi penulis tapi juga yang membacanya.. spirit menulis yang diulas Pak Noer membuat saya ingin secepatnya bisa menulis (seperti proses membaca cepat saat ini) karena dengan menulis kita mengetahui arah bacaan yang kita kumpulkan.. trims Pak Noer sudah menginspirasi ‘keep your hand moving’
salam arkan
Salam bu Arie,
Dalam pengalaman saya, menulis pada awalnya harus dipaksakan. Kita harus mendobrak segala kemalasan, kekhawatiran, ketakutan dan ketidaknyamanan dalam menulis. Setelah pintu itu berhasil didobrak, maka berikutnya akan jauh lebih mudah. Saya pribadi dulu merasa sangat malu kalau tulisan dipublikasikan di media yang dibaca banyak orang. Namun dengan mendobrak rasa tidak nyaman itu akhirnya bisa menulis dengan lebih mudah dan cepat. Selamat mencoba.
Assalamu’alaikum..
Syukron bang sudah berbagi, mudah2an bisa menambah semangat menulis yang suka hilang timbul ini 🙂
Saran saya sebaiknya mas muhammad noor sering memberikan motivasi kepada peserta kursus online bahwa untuk menjadi seorang pembaca cepat yang ideal itu tidak cukup membutuhkan waktu 1 atau 2 tahun bahkan mungkin 15tahun-pun belum cukup. pemahaman tentang proses untuk mencapai sesuatu sangat penting bagi kita semua. Karena persepsi seseorang ketika membaca judul “speedreading” seakan akan dalam waktu cepat bisa menjadi seorang pembaca cepat. padahal ini mustahil.
kemudian bagi sebagai instruktur semoga bisa konsisten dalam memberikan bimbingan yang baik kepada para peserta. dan juga melakukan improvisasi metode belajar yang tepat dengan bahasa yang lugas.
Bila perlu diadakan pertemuan 6 bulan sekali guna memberikan motivasi atau satu dengan lainnya.
Salam Pak Sofyan,
Sebenarnya saya sangat ingin ketemu dengan semua peserta. Namun sayangnya kita terpisah di berbagai kota berbeda. Beberapa bahkan dari luar negeri.
Benar sekali bahwa semua keterampilan membutuhkan pengorbanan. Dengan program terstruktur yang saya sampaikan bagi peserta kursus semoga memudahkan belajar lebih mudah dan cepat ketimbang cara otodidak tanpa bimbingan seperti yang saya lakukan dulu.
Salam
Muhammad Noer
terimakasih…terimakasih….
assalamu’alaikum.
terimakasih atas emailnya selama ini saya terlambat membacanya. sekali lagi terima kasih atas ilmunya. jangan bosan-bosan mengirimi saya ya.
terimakasih…….
atas ilmunya yang bermanfaat sekali……..